Ahlan Wa Sahlan

Welkom
Welcome
Selamat Datang
Irashaimasu
Hwangyong hamnida

Jumat, 06 Januari 2012

Awalnya, aku udah putus asa, hampir semua coment2 aku di wall FB-nya dia hapus. Mungkin kalau bisa status2 dia yang aku kasi jempol, juga mungkin diilangin tu jempol dari status2nya.

Sebenarnya kenapa? Dia takut apa? Dia takut mantan pacarnya cemburu? Jadi dia masi menjaga perasaan mantan pacarnya? Apa dia masih berharap balikan sama mantannya? Lalu aku? Selama ini dia menanggap aku sebagai apa? Dia hanya mempermainkan aku? Ini gila..!!
Sudah kukatan padanya berulang kali bahwa aku telah menetapkan dan memantapkan hatiku padanya. Aku tak mau lagi main-main. Aku pengen serius. Aku sayang dia. Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini kepada orang lain.

Sebelumnya, perasaan dan hati aku yang udah lama terluka ini, tetap berharap orang yang telah melukainya akan datang untuk mengobati. Dan harapan itu pun masih ada bertahun-tahun setelah itu. Tapi setelah aku sadar ternyata harapan itu telah hilang. Dan ternyata hati luka yang beku itu telah sembuh. Tiada lagi nama orang yang telah melukainya. Tiada lagi cinta untuknya. Tiadalagi getaran dan debaran khusus untuknya.

Dan ternyata, hati ini telah dipenuhi oleh seseorang yang telah ku kenal dan dekat denganku beberapa tahun belakangan ini. Tidak. Jangan pikir bahwa dia adalah pelarian..!! Dia bukan pelarian ku. Tiba-tiba saja aku merasakan getaran yang sangat tak biasa, ketika aku bersamanya, ketika mendengar namanya disebut orang lain, ketika menatap matanya yang terlalu indah hingga aku tak mampu berkata-kata ketika aku menatao matanya walaupun semua kata-kata itu telah ku persiapkan jauh sebelumnya, ketika melihat senyumnya, ketika mendengar suaranya. Sungguh getaran-getaran yang sangat indah, yang kurasakan. Entah kapan, ini tumbuh didalam hatiku. Aku tak tahu, yang aku tahu, tiba-tiba saja, aku tak akan pernah bisa merelakan bila dia pergi tinggalkan aku lagi. Karena sudah beberapa kali dia berhasil mempermainkan hati ini, menarik ulur hati ini, dan juga melukai hati ini, sehingga membuat air mataku menetes.

Sudah sering kukatakan padanya bahwa aku mencintainya, juga sangat menyayanginya. Tapi dia tak pernah komentar tentang hal ini, ketika tak ku tanyakan. Dan ketika kutanyakan padanya, selalu saja jawaban yang sama diberikannya padaku. Begitu juga pada 17 desember yang lalu, ketika aku menyatakan padanya "I Love You. Do You Love Me?", dia menjawab "I don't think so. I'm not sure, I've try many times, but I still can't." selalu jawaban itu yang diberikannya. Dia selalu menjawab, "tidak yakin". Entah apa yang membuat dia tidak yakin dengan perasaannya. Apa karena dia masih menyimpan perasaan terhadap mantannya?
Apa karena dia takut untuk mencintaiku? (begitu kata teman-temanku). Teman-teman dekatku yang hampir keseluruhan berjenis kelamin laki-laki mengatakan bahwa "gak mungkin ada cowok yang gak suka sama ko. Cuman cowok-cowok agak takut aja mau sayang lebih sama ko. Karena ko tu terlalu banyak teman lelaki. Ups, maksudnya terlalu dekat ma banyak cowok. Mana ada cowok yang berani mempertaruhkan hati seperti itu. Untuk ko tahu aja ya, cowok itu punya perasaan cemburu yang lebih besar daripada cemburu yang dirasakan sama cewek, tapi mereka jarang menunjukkannya, hanya dipendam dalam hati aja. Nah, Lho, siapa yang berani terluka lebih dalam karena cemburu, kalo dia suka, sayang, n cinta sama ko."
"tapi kan cuman teman doank." jawabku.
"Cowok itu gak suka kalo ko dekat ma cowok laen, walaupun hanya teman."
"Trus, gimana donk? Ko ada solusi untuk aku?"
"Masih gak ada. Kami juga bakalan gak rela donk, kalo ko gak mau temenan sama kami lagi. Karena ko tu teman yang paling asek, n paling gokil, taoooo.!!"
"Ini temen, niat mau bantu temennya gak se?"

Nah, kembali ke cerita si doi.
Setelah 17 desember itu, aku melewati hari-hariku dengan penuh keGALAUan. Aku berkabung. Penetapan dan pemantapan hatiku selama ini untuknya hanya sia-sia saja, begitu pikirku ketika itu. Dia tak akan pernah menyambut cintaku di hatinya, dan aku tak akan memiliki cintanya di hatiku.

Jadi, aku menarik kesimpulan (udah kayak buat karya ilmiah aja ne tulisan, pake kesimpulan segala), aku harus berhenti untuk terus mencitainya, jika aku benar-benar tak mau  sakit hati untuk kesekian kalinya lagi. Aku udah capek dipermainkan sama hati ini. Hati ini  selalu aja milih orang yang salah. Hati ini selalu aja milih orang yang selalu menyakitinya. And the ending, aku gak ada menghubunginya lagi. Baik itu lewat FB, Hp, dll.

Tapi aku tak mampu menahan diri untuk terus-terusan tidak menghubunginya. Dan pada tanggal 21 desember lalu, ketika aku dan temanku (yang ini perempuan, namanya Indah Chartika Sari) menyusun rencana untuk liburan ke Jawa. Jadilah aku yang memang selalu memikirkannya dan tak pernah bisa menghilangkan namanya dari pikiranku sedikitpun sedetikpun, mengirimnya SMS menanyakan padanya, mengajaknya untuk liburan bersama ke Jawa. Ku tunggu balasan darinya lima menit kemudian masih tak ada balasan. Sepuluh menit kemudian. Lima belas menit kemudian. Setengah jam kemudian. Satu jam kemudian. Berjam-jam kemudian. Hmmm, aku lupa. Kalau aku memang sudah tak boleh lagi berharap banyak darinya. Aku harus "berhenti berharap" kayak Sheila on 7. baiklah, aku harus perlahan-lahan melupakannya. Tak lupa aku mohon kepada SANG MAHA PENCIPTA, yang telah menciptakan aku, menciptakan dia, dan menciptakan cinta serta menganugerahkannya padaku untuk mencintai dia karena NYA, bantu aku, tolong jaga hati ku ini, jangan sampai ia terluka lagi, karena cinta yang Kau anugerahkan ini.

Tapi, entah apa yang membuat dia mengirimkan aku SMS pada tanggal 25 Desember. Aku tahu dia pulang ke "kota halaman"-nya tanggal 24 Desember, karena dia sudah memberitahukan aku sebelumnya. Jadi, aku ingat. Karena aku selalu dan terlalu ingat setiap kejadian yang kulalui bersamanya,  setiap perkataannya dengan sangat detil. Mungkin karena aku ini memang termasuk anak yang memiliki ingatan yang sangat kuat. Karena aku sedang tak mau berharap untuk mengatakan "itu terjadi karena aku sangat mencintainya."

SMS itu pun terus berlanjut, karena dia banyak bertanya (ini jarang sekali terjadi, karena biasanya aku yang banyak bertanya). Oh God, Help me please, ketika itu aku sangat senang. Tapi aku juga semakin takut, aku semakin takut, nantinya hati ini akan semakin terluka.

Dan kamu tahu guys, ketika 29 desember, aku teringat tentang bisnisku dengannya. Aku mengirimnya SMS. Dan ternyata dia sudah kembali ke tanah rantau ini pada 28 Desember. Hoph. Helaku.
Kenapa dia kembali secepat itu?
Bukankah dia ingin merayakan awal tahun baru bersama keluarganya di rumah. Karena seperti itulah yang dia katakan padaku, waktu dia menanyakan tentang acara tahun baruku.
Aku jadi bingung. Aku sudah membuat perencanaan perayaan tahun baru 2012 bersama Indah Chartika Sari, di rumahnya. Aku tak tau, mau menjawab apa, ketika nanti, tiba-tiba dia mengirimkan aku SMS mengajak malam tahun baruan bersama.
Huffff. Aku ingin mengajaknya ke acara tahun baru itu, tapi, aku keburu udah dijemput sama Tika. Jadi, aku tak memberitahunya tentang acara tahun baruku ini.

Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul 00.15,, aku mengirimnya SMS ucapan selamat tahun baru. Setelah mengirim SMS untuknya, aku menunggu jawaban darinya, lima menit, sepuluh menit, sampai lima belas menit berlalu. Tak ada jawaban. Jadi, ku letakkan saja hape ku di dalam kamar, sementara kami beramai-ramai menyantap sate yang dibakar oleh romo (bapaknya Tika). Tanpa ku sadari, ternyata hapeku berdering. Dia menelpon dua puluh menit yang lalu. Tapi tak terjawab oleh ku. Aku mengirimnya SMS, telpon aku balik, karena aku sedang tak ada pulsa. Aku tunggu telpon darinya. Sepuluh menit. Dua puluh menit. Setengah jam. Satu jam. Bahkan sampai pagi. Tak ada balasan ataupun telpon darinya lagi. Aku tarik nafasku dalam-dalam. "hey, sadar! Jangan berharap terus padanya. Berhentilah berharap!" pikiran nalarku menasehati hatiku.

Lalu aku keluar kamar, ku tinggalkan hapeku. Aku asyik mengobrol di luar bersama Tika, Ibu, Romo, Yoga (adiknya Tika), Koko dan Fani (temannya Yoga). Tak terasa saja hari udah hampir sore. Aku beranjak untuk mandi dan solat Ashar.

And, do you know what did happened next? Dia mengirimku SMS di siang hari dan menelponku dua jam selanjutnya. Aku bingung harus berbuat apa. Jadi ku tunda untuk membalas SMSnya. Aku langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah solat Ashar, baru ku balas SMSnya. Tapi, SMS ketika itu tak berlangsung cukup panjang. Karena aku tak tau, mau mereply apa lagi. Sepertinya dia kesepian di sana, dia mau mengajakku keluar, tapi aku berada di rumah Tika (satu jam jaraknya dari daerah kosan kami - yang satu wilayah) dan dia tak tau lokasinya. Malam tadi aja, ternyata dia hanya sendiri merayakan tahun baru dengan tidur. Aku jadi sedikit merasa bersalah. Aku meninggalkannya. Dan dia kesepian. Aku terlalu simpati (terutama padanya). Pasti dia sangat sedih dan suntuk (dia sering menyebut istilah 'suntuk' untuk menggambarkan bahwa dia sedang kesepian dan ingin ditemani, tentunya). Aku tak mampu menjawab lebih banyak lagi.

Lalu, sore harinya, ketika aku JJS (Jalan Jalan Sore) sama Tika dan dedek (adek Tika yang paling kecil) di taman Caltex, dia kembali mengirimkan aku SMS. Oh God, jaga dia.  Jangan sampai suntuknya terlalu dan semakin besar, karena aku. Aku paling bingung kalau dia sedang suntuk seperti ini. Kalau dia sedang suntuk, dia hanya pengen ditemani, tak mau jika ditemani lewat telpon atau SMS. Kan jadi bingung, kalo keadaannya seperti ini.

Tika meminta maaf padaku. "Gara-gara aku ya? Jadinya ko gak bisa nemanin dia sekarang."
"Gak koq tik. Kita semua kan gak ada yang ngira kalo ternyata dia tahun baruan di sini, kita kirain kan dia di kampungnya." Aku tersenyum, karena memang seperti itulah adanya.
 
Pagi, Tanggal 2 Januari, barulah aku pulang ke kosku, diantar Tika tentunya. Ketika kami memasuki gerbang kampus, aku melihatnya. Ya aku melihat, dia keluar gerbang kampus. Dia akan pergi kerja.

Lalu siang harinya dia menelponku. Dia lagi pengen nonton film, tapi laptopnya dipinjam sama si Bos. "jadi, abang mau pinjam laptop adek, sama orang-orangnya sekalian."  Dia mulai menggodaku.
Beribu pertanyaan muncul dalam hati ini. Kenapa.......?
Dia mau apa sebenarnya? Kadang-kadang dia perhatian, dia tunjukin sikapnya kalau sebenarnya dia sayang sama aku, dan dia juga sepertinya gak mau kehilangan aku. Artinya dia juga punya perasaan yang sama denganku. Tapi, kadang-kadang dia super cuek, gak mau tau tentang aku, gak suka kalau aku terlalu ambil berat tentangnya, gak suka kalau aku perhatian sama dia, gak suka kalau aku punya perasaan lebih dan istimewa ke dia.
Apa sih maksudnya sebenarnya?
Kenapa dia sering narek-ulur hati aku?
Kenapa dia melakukan ku seperti itu?
Kenapa dia 'semena-mena' terhadap diriku, dan hatiku?
Kenapa setiap aku memutuskan untuk "berhenti", dia selalu menarikku dengan segala upayanya agar aku tak pergi darinya?
Kenapa dia selalu seperti itu?
Ini terlihat seperti 'TIDAK ADIL'...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar